tag:blogger.com,1999:blog-14158372018154360072024-03-13T00:55:50.122-07:00Seni IndonesiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-62551266651968427422013-03-07T02:08:00.001-08:002013-03-07T02:08:18.959-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah_umum_seni_lukis">Sejarah umum seni lukis</span></h2>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Zaman_prasejarah">Zaman prasejarah</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Secara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">historis</a>, seni lukis sangat terkait dengan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar" title="Gambar">gambar</a>. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a> telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gua" title="Gua">gua</a>
untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan
atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana
seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arang" title="Arang">arang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapur" title="Kapur">kapur</a>, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tangan" title="Tangan">tangan</a> di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daun" title="Daun">dedaunan</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu" title="Batu">batu</a> mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Warna" title="Warna">berwana-warni</a>
di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk
berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_patung" title="Seni patung">seni patung</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_keramik" title="Seni keramik">seni keramik</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinding" title="Dinding">dinding</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lantai&action=edit&redlink=1" title="Lantai (halaman belum tersedia)">lantai</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas" title="Kertas">kertas</a>, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanvas" title="Kanvas">kanvas</a>. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dwi-matra&action=edit&redlink=1" title="Dwi-matra (halaman belum tersedia)">dwi-matra</a> (dua dimensi, dimensi datar).</div>
<div style="text-align: justify;">
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binatang" title="Binatang">binatang</a>, dan objek-objek alam lain seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon" title="Pohon">pohon</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit" title="Bukit">bukit</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung" title="Gunung">gunung</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bentuk" title="Bentuk">Bentuk</a> dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Citra" title="Citra">citra</a> dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banteng" title="Banteng">banteng</a> dibuat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proporsi" title="Proporsi">proporsi</a> tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanduk" title="Tanduk">tanduk</a>
asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang
menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng.
Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda
tergantung dari pemahaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a> masyarakat di daerahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu" title="Waktu">waktu</a> untuk menggambar daripada mencari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan" title="Makanan">makanan</a>.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan
susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih
menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam
cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu
sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seniman" title="Seniman">seniman</a>-seniman yang pertama di muka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi">bumi</a> dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" title="Seni">seni</a>.</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Seni_lukis_zaman_klasik">Seni lukis zaman klasik</span></h3>
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:<br />
<ul>
<li>Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)</li>
<li>Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pompeii" title="Pompeii">Pompeii</a>),</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin
bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya
ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu
berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Seni_lukis_zaman_pertengahan">Seni lukis zaman pertengahan</span></h3>
-<div style="text-align: justify;">
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_pengetahuan" title="Ilmu pengetahuan">ilmu pengetahuan</a>. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sihir" title="Sihir">sihir</a> yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan">Tuhan</a>. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Realitas" title="Realitas">realitas</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simbol" title="Simbol">simbolisme</a>, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".</div>
<div style="text-align: justify;">
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda" title="Propaganda">propaganda</a>
dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar"
dari benda).</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Seni_lukis_zaman_Renaissance">Seni lukis zaman Renaissance</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Berawal dari kota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Firenze" title="Firenze">Firenze</a>. Setelah kekalahan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a>, banyak sekali <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmuwan" title="Ilmuwan">ilmuwan</a> dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bizantium" title="Bizantium">Bizantium</a> menuju daerah semenanjung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Italia">Italia</a> sekarang. Dukungan dari keluarga <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DeMedici&action=edit&redlink=1" title="DeMedici (halaman belum tersedia)">deMedici</a> yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sinergi&action=edit&redlink=1" title="Sinergi (halaman belum tersedia)">sinergi</a> keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>.
Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman
klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat
baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada
akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga
Eropa Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:</div>
<ul>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tomassi&action=edit&redlink=1" title="Tomassi (halaman belum tersedia)">Tomassi</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Donatello" title="Donatello">Donatello</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci" title="Leonardo da Vinci">Leonardo da Vinci</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Michaelangelo" title="Michaelangelo">Michaelangelo</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raphael" title="Raphael">Raphael</a></li>
</ul>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Art_nouveau">Art nouveau</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri" title="Revolusi Industri">Revolusi Industri</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Inggris">Inggris</a>
telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat
dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai
dampaknya, keahlian tangan seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seniman" title="Seniman">seniman</a> tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin" title="Mesin">mesin</a>.
Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin
dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan
menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya
diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari
keindahan garis-garis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan">tumbuhan</a> di alam.</div>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah_seni_lukis_di_Indonesia">Sejarah seni lukis di Indonesia</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Seni lukis modern <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> dimulai dengan masuknya penjajahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> di Indonesia. Kecenderungan seni rupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat" title="Eropa Barat">Eropa Barat</a> pada zaman itu ke aliran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romantisme&action=edit&redlink=1" title="Romantisme (halaman belum tersedia)">romantisme</a> membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raden_Saleh_Syarif_Bustaman&action=edit&redlink=1" title="Raden Saleh Syarif Bustaman (halaman belum tersedia)">Raden Saleh Syarif Bustaman</a> adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari <i>melukis gaya Eropa</i>
yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan
belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis
Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera
Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama
seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak
melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak
pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam
Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap
menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme
yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan
kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu,
sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai
penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer" title="Seni kontemporer">seni kontemporer</a>,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan
tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif
semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan
lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.</div>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Aliran_seni_lukis">Aliran seni lukis</span></h2>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Surrealisme">Surrealisme</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk
yang sering ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang
fikiran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bawah_sadar&action=edit&redlink=1" title="Bawah sadar (halaman belum tersedia)">bawah sadar</a>
manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk
fikiran logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk
menghasilkan sensasi tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa harus
mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini
adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salvador_Dali" title="Salvador Dali">Salvador Dali</a></div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Kubisme">Kubisme</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek
ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pablo_Picasso" title="Pablo Picasso">Pablo Picasso</a>.</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Romantisme">Romantisme</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan
keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering
diambil sebagai latar belakang lukisan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan
Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan
galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini
adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Saleh" title="Raden Saleh">Raden Saleh</a>.</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Plural_painting">Plural painting</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau
pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari
naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan
berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk menampilkan
idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah
tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat:
multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style..</div>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Aliran_lain">Aliran lain</span></h3>
<ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresionisme" title="Ekspresionisme">Ekspresionisme</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dadaisme" title="Dadaisme">Dadaisme</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fauvisme" title="Fauvisme">Fauvisme</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neo-Impresionisme&action=edit&redlink=1" title="Neo-Impresionisme (halaman belum tersedia)">Neo-Impresionisme</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Realisme_%28seni_rupa%29" title="Realisme (seni rupa)">Realisme</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naturalisme_%28seni_rupa%29" title="Naturalisme (seni rupa)">Naturalisme</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/De_Stijl" title="De Stijl">De Stijl</a></li>
</ul>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Abstraksi">Abstraksi</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer" title="Seni kontemporer">seni kontemporer</a>
saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah.
Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat
untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi
disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni
lukis.</div>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pelukis_terkenal_Indonesia">Pelukis terkenal Indonesia</span></h2>
<div align="left" style="-moz-column-count: 2; -moz-column-gap: 10px; -webkit-column-count: 2; -webkit-column-gap: 10px; column-count: 2; column-gap: 10px;">
<ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Affandi" title="Affandi">Affandi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agus_Djaya&action=edit&redlink=1" title="Agus Djaya (halaman belum tersedia)">Agus Djaya</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bagong_Kussudiardja" title="Bagong Kussudiardja">Bagong Kussudiardja</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Barli_Sasmitawinata" title="Barli Sasmitawinata">Barli Sasmitawinata</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Abdullah" title="Basuki Abdullah">Basuki Abdullah</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Djoko_Pekik&action=edit&redlink=1" title="Djoko Pekik (halaman belum tersedia)">Djoko Pekik</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dullah_Suweileh" title="Dullah Suweileh">Dullah Suweileh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ferry_Gabriel&action=edit&redlink=1" title="Ferry Gabriel (halaman belum tersedia)">Ferry Gabriel</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hendra_Gunawan" title="Hendra Gunawan">Hendra Gunawan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herry_Dim" title="Herry Dim">Herry Dim</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeihan&action=edit&redlink=1" title="Jeihan (halaman belum tersedia)">Jeihan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kartika_Affandi" title="Kartika Affandi">Kartika Affandi</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lee_Man_Fong" title="Lee Man Fong">Lee Man Fong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mario_Blanco&action=edit&redlink=1" title="Mario Blanco (halaman belum tersedia)">Mario Blanco</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otto_Djaya&action=edit&redlink=1" title="Otto Djaya (halaman belum tersedia)">Otto Djaya</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Popo_Iskandar&action=edit&redlink=1" title="Popo Iskandar (halaman belum tersedia)">Popo Iskandar</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Saleh" title="Raden Saleh">Raden Saleh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=S._Sudjojono&action=edit&redlink=1" title="S. Sudjojono (halaman belum tersedia)">S. Sudjojono</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Srihadi&action=edit&redlink=1" title="Srihadi (halaman belum tersedia)">Srihadi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sri_Warso_Wahono&action=edit&redlink=1" title="Sri Warso Wahono (halaman belum tersedia)">Sri Warso Wahono</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trubus" title="Trubus">Trubus</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Atim_Pekok&action=edit&redlink=1" title="Atim Pekok (halaman belum tersedia)">Atim Pekok</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=E._Darpo.S&action=edit&redlink=1" title="E. Darpo.S (halaman belum tersedia)">E. Darpo.S</a></li>
</ul>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-16739783811742898352013-03-07T01:51:00.000-08:002013-03-07T01:51:26.112-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<b>Seni lukis</b> adalah salah satu cabang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa" title="Seni rupa">seni rupa</a>. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menggambar" title="Menggambar">menggambar</a>.<br />
<b>Melukis</b> adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lukisan" title="Lukisan">lukisan</a> bisa berbentuk apa saja, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanvas" title="Kanvas">kanvas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas" title="Kertas">kertas</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Papan&action=edit&redlink=1" title="Papan (halaman belum tersedia)">papan</a>, dan bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Film" title="Film">film</a> di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi" title="Fotografi">fotografi</a> bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imaji" title="Imaji">imaji</a> tertentu kepada media yang digunakan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-27280905335580376082013-03-02T01:52:00.000-08:002013-03-02T02:01:44.142-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="field-items">
<div class="field-item odd">
<img alt="" class="imagefield imagefield-field_lombakompasdotcom_img" height="600" src="http://kdri.web.id/sites/default/files/%20KOMPAS3.jpg?1339691993" width="620" /> </div>
</div>
<div class="field field-type-text field-field-lombakompasdotcom-by">
<div class="field-label">
Karya: </div>
<div class="field-items">
<div class="field-item odd">
Denny Sassen </div>
</div>
</div>
<div style="text-align: right;">
Indonesia terdiri dari pulau-pulau, bermacam-macam budaya dan
keseniannya...macam-macam karakter dan ikon-ikon budaya yang patut kita
banggakan</div>
<div class="meta">
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-31293431918745881862013-02-19T03:20:00.002-08:002013-02-19T03:20:35.863-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
1. TARI BALI<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" src="http://i1160.photobucket.com/albums/q486/defacivic/balinese_dance03_b.jpg" /></div>
<br />
<br />
Kesenian tari bali ini memang sangat di kagumi oleh banyak wisatawan
asing seperti wisatawan dari AS, Tailan, Australia, Jerman, Jepang dan
juga Cina, karena mereka suka dengan tarian anak bangsa indonesia yang
semakin tersohor karena karya kesenian tari mereka ini. Banyak sekali
turis yang mau berkunjung untuk bisa belajar tari bali karena mereka
suka sekali dengan cerita dan juga pertunjukan seni bali itu sendiri,
bali sangat banyak di temui sanggar tari apa itu tari seperti tari leak
atau tari legong yang sudah sangat terkenal sekali.<br />
<br />
<br />
Tari bali adalah tarian yang mengisahkan berdirinya bali dan juga
persembahan di mana sangang maha widi memberikan petunjuga bagi manusia
agar bisa beriman dan juga ada yang memceritakan bagaimana angkara murka
bisa di basmi seperti kisah ramah sinta. Unsur tari bali ini di angkat
dari cerita rakyat yang sudah di anut turun temurun hingga saat ini masi
sangat di budi dayakan karena karya seni bali di yakini bisa mempunyai
nilai seni megis yang bisa mengusir angkara murka di kehidupan mereka.<br />
Karya seni tari bali bukan seperti kita memainkan game ayodance dan juga
memberikan rahasia blogging karena karya seni tari bali ini sudah di
wariskan turun temurun dari nenek moyang bangsa indonesia dan mempunyai
arti tersendiri bagi rakyat bali, Memang saya akui bali bisa memberikan
ketentraman bagi orang-orang yang berpariwisata di sana karena di sana
memberikan fasilitas yang bebas dan juga harus bisa mematuhi adat
setempat.<br />
<br />
<br />
Yang penting sih bagi saya bisa memberikan yang terbaik seperti kesenian
tari bali yang selalu menyambut kedatangan paraturis luar negeri atau
dalam negeri yang selalu beta untuk bisa berlama-lama di pulau dewata
itu.<br />
<br />
<br />
2. TARI SAMAN<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" src="http://i1160.photobucket.com/albums/q486/defacivic/tari-saman-01.jpg" /></div>
<br />
<br />
Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman
termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari
saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan.
Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang
harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh,
terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh
menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para
penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari
mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian
unik ini.<br />
<br />
<br />
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman
karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada
sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini
hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian
ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah
SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari.
Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.<br />
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu,
khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW
atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman
ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun
seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga
penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat
digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari
tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman
dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan
kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau
perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan
di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.<br />
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang
lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama
dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.<br />
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil
pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan
nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah
dan dakwah.<br />
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari Saman:<br />
<br />
<br />
Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.<br />
<br />
<br />
Artinya:<br />
<br />
<br />
Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun
begitu, burung kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta
membawa nama yang harum.<br />
<br />
<br />
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi
lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan,
dan acara-acara lain.<br />
<br />
<br />
3. TARI REOG BLITAR dan MERAK<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" src="http://i1160.photobucket.com/albums/q486/defacivic/reog-ponorogo.jpg" /></div>
<br />
<br />
Di awal musim gugur tahun ini, mulai tanggal 28 September hingga 3
Oktober 2011, di Korea, tepatnya di kota Cheonan dilangsungkan Festival
Tari Dunia yang dikenal dengan nama “Cheonan World Dance Festival“.
Cheonan terletak di sebelah selatan Seol dan bisa ditempuh dengan
kereta, subway atau bis dengan memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit.<br />
<br />
<br />
Festival tahunan di Cheonan ini juga dilombakan sehingga masing2 peserta
punya kesempatan mendapatkan penghargaan. Selain Indonesia ada sekita
22 negara ikut serta didalamnya. Dibawah pimpinan Ida Riyanti dan wakil
dari Blitar yaitu Wima B ( ketua Dewan Kesenian daerah Blitar ) ,
Indonesia mengirimkan sejumlah 21 penari, dengan menampilkan group Reog
Blitar dan berkolaborasi dengan beberapa siswa/i dari SMA 7o Jakarta.
Rombongan ini sudah dipersiapkan sebelumnya di Laboratorium Tari
Indonesia pimpinan Ibu Wiwiek Widyastuti, yang juga ikut serta sebagai
penasehat.<br />
<br />
<br />
Sebelum pentas tari di panggung, semua peserta ikut dalam parade di
jalan utama di kota Cheonan, sehingga para pengunjung berkesempatan
melihat semua tarian dari dekat dan bahkan sempat berfoto bersama.
Bahkan antar peserta/penari juga berkesempatan untuk berfoto bersama,
kesempatan inilah yang justru diluar acara tertulis yang membuat suasana
menjadi gembira. Dari Indonesia selain tari reog, ada juga tari merak.
Penari merak ini saat parade agak merasa dingin dengan pakaian yang
tipis, mengingat udara sudah agak dingin sekitar 20 derajat Celcius
waktu parade. Untunglah setelah parade selesai tidak ada penari yang
sakit, sehingga bisa mengikuti lomba di hari berikutnya.<br />
<br />
<br />
Penampilan tari Reog dan tari Merak, rupanya cukup memukau penonton dan
juga para juri, sehingga team Indonesia bisa memasuki tahap kedua, tahap
final. Pada hari terakhir Festival, group atau rombongan tari dari
Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai Juara Harapan Dua, atau nomor
urutan 5. Wakil dari Indonesia berhak mendapatkan piala.<br />
<br />
<br />
Setelah perlombaan, semua peserta dan rombongan diberi kesempatan untuk
makan bersama dengan Walikota Cheonan. Rombongan tari dari Indoensia
sudah selamat kembali ke tanah air dengan banyak kenangan pengalaman
sebagai wakil dan memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia, meski saat
berangkat di Indonesia sendiri waktu itu sedang ramai dengan kasus bom
di kota Solo.<br />
<br />
<br />
Terasa sekali memang budaya bisa menyambung ke semua orang di dunia ini
dan budaya juga memberikan kegembiraan dan membuat suasana damai. Semoga
damai juga selalu ada di Indonesia dan seluruh dunia, trimakasih dan
selamat untuk para peserta semua yang berangkat ke Cheonan.<br />
<br />
<br />
4. TARI PENDET<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" border="0" src="http://i1160.photobucket.com/albums/q486/defacivic/Tari-Pendet-Seni-Tari-dari-Bali-Sejarah-Tari-Pendet-2.jpg" /></div>
<br />
<br />
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan
di Pura, sebuah tempat ibadat bagi umat Hindu di Bali, Indonesia.
Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.
Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Rindi. Rindi merupakan maestro tari
yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa di
pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Tari pendet juga bisa
berfungsi sebagai tari penyambutan. Lambat-laun, seiring perkembangan
zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “tarian ucapan selamat
datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.<br />
<br />
<br />
Wayan Rindi adalah penekun seni tari yang dikenal karena kemampuannya
menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi
penerusnya. Salah satunya terekam dalam beragam foto semasa hidupnya
yang aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari pendet pada
keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya. Menurut anak
bungsunya, Ketut Sutapa, Wayan Rindi memodifikasi tari pendet sakral
menjadi tari pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia. Rindi
menciptakan tari pendet ini sekitar tahun 1950. Meski dimodifikasi,
namun semua busana dan unsur gerakan tarinya tetap mengacu pada pakem
seni Bali yang dikenal khas dan dinamis.<br />
<br />
<br />
Diyakini bahwa tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan
dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian
pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan
oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian
ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di
banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang
lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh
yang baik.<br />
<br />
<br />
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari
Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya
ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap
ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan
masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan
sesajen lainnya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;"><a href="http://angkringan.org/showthread.php?tid=48940" target="_blank">SUMBER</a></span></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-68254825765345262212013-02-19T02:15:00.002-08:002013-02-19T02:15:59.549-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<ul>
<li><div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: medium;"><b>1885</b></span></div>
<ul style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><a href="http://www.geheugenvannederland.nl/hgvn/webroot/files/Image/collections/PKL01_cephas.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img align="left" alt="Northern side of the Shiva temple, Prambanan, Céphas, 1889-1890" border="0" hspace="5" src="http://www.geheugenvannederland.nl/hgvn/webroot/files/Image/collections/PKL01_cephas.jpg" style="height: 179px; width: 247px;" /></a></span>
<li><span style="font-size: medium;">Karmawibangga, relief Candi Borobudur, ditemukan dan fotografer pribumi pertama, </span><span style="color: #ff6600; font-size: medium; font-weight: bold;">Kassian Cephas</span><span style="color: #ff6600; font-size: medium;">,</span><span style="font-size: medium;"> menjadi satu-satunya fotografer yang pernah berhasil merekam 164 foto relief itu.</span></li>
<li>Foto Kassian Cephas <a href="http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/collecties/pioniersfotografie_uit_nederlands-indie/kassian_cephas">http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/collecties/pioniersfotografie_uit_nederlands-indie/kassian_cephas</a></li>
</ul>
</li>
<li><br /></li>
<li><br /><ul style="text-align: justify;">
<li><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDrolKGXp1Mhz1iPFGocZN8CQ85t92xqDCsiqOt3T3LpdIlfRS7TE8pSUnMyEEvEyzqgRyQtJRQwPYrf_fZtSgBdHzZzwxVTT5bKckq9r2h2oRB5-b829_NjLGrVsAuQaamSspFKRbzny_/s1600/220px-Kassian_Cephas_1905.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5604356135652569938" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDrolKGXp1Mhz1iPFGocZN8CQ85t92xqDCsiqOt3T3LpdIlfRS7TE8pSUnMyEEvEyzqgRyQtJRQwPYrf_fZtSgBdHzZzwxVTT5bKckq9r2h2oRB5-b829_NjLGrVsAuQaamSspFKRbzny_/s320/220px-Kassian_Cephas_1905.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 173px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 119px;" /></a><span style="color: #33ff33; font-style: italic;">News: </span><span style="color: #33ff33; font-size: 85%; font-style: italic;"><b>Kassian Cephas</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Februari" title="15 Februari">15 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1844" title="1844">1844</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1912" title="1912">1912</a>)
dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia. Ia adalah seorang
pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan
Eta Philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya
fotografi tertuanya buatan tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1875" title="1875">1875</a>.</span> <div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan
Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang
Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak
menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven.
Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1860-an" title="1860-an">1860-an</a>. Ia sempat magang pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isidore_van_Kinsbergen" title="Isidore van Kinsbergen">Isidore van Kinsbergen</a>, fotografer yang bekerja di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a> sekitar tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1863" title="1863">1863</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1875" title="1875">1875</a>. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Simon_Willem_Camerik&action=edit&redlink=1" title="Simon Willem Camerik (halaman belum tersedia)">Simon Willem Camerik</a>.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1888" title="1888">1888</a> ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isa%C3%A4c_Groneman" title="Isaäc Groneman">Isaäc Groneman</a>, seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter" title="Dokter">dokter</a> yang banyak membuat buku-buku tentang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budaya_Jawa&action=edit&redlink=1" title="Budaya Jawa (halaman belum tersedia)">budaya Jawa</a>, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Groneman" title="Isaac Groneman">Groneman</a> yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Dengan kamera barunya yang bisa dipakai
untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya
fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai
suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka
akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker
Hordijk, pemilik sewa dan seorang <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vrijmetselaar" title="Vrijmetselaar">Vrijmetselaar</a> terkemuka akan meninggalkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Yogyakarta" title="Kota Yogyakarta">Yogyakarta</a>,
ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas
dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan
"Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto
sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk
pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan
seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas
tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sultan_Hamengkubuwono_VII&action=edit&redlink=1" title="Sultan Hamengkubuwono VII (halaman belum tersedia)">Sultan Hamengkubuwono VII</a>.
Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret
momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian
untuk kepentingan buku karya Groneman.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Cephas juga membantu pemotretan untuk
penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks
Candi Loro Jonggrang di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prambanan,_Klaten" title="Prambanan, Klaten">Prambanan</a> yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1889" title="1889">1889</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1890" title="1890">1890</a>.
Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya
yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian
Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Borobudur" title="Candi Borobudur">Candi Borobudur</a>
mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk
penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk
penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas
mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah
yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Cephas adalah pribumi satu-satunya yang
berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya
diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa
menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1896" title="1896">1896</a> ia dinominasikan menjadi anggota <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/KITLV" title="KITLV">KITLV</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Juni" title="15 Juni">15 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1896" title="1896">1896</a>. Ketika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raja" title="Raja">Raja</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chulalongkorn" title="Chulalongkorn">Chulalongkorn</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1896" title="1896">1896</a>, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ratu" title="Ratu">Ratu</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wilhelmina_dari_Belanda" title="Wilhelmina dari Belanda">Wilhelmina dari Belanda</a> memberi penghargaan berupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medali_emas" title="Medali emas">medali emas</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oranje-Nassau&action=edit&redlink=1" title="Oranje-Nassau (halaman belum tersedia)">Oranje-Nassau</a> kepada Cephas pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1901" title="1901">1901</a>.</span>
(Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya
memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar
diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal berkunjung ke Yogyakarta
tahun </div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Cephas sendiri sudah sejak tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1888" title="1888">1888</a>
memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met
Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri
dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang
dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Baris Waktu Kassian Cephas (Sumber: KNAAP,
GERRIT (WITH A CONTRIBUTION BY YUDHI SOERJOATMODJO) Cephas,
Yogyakarta. Photography in the service of the Sultan. . Leiden, KITLV
Press, 1999)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">15 januari 1845 Lahir di Yogyakarta, dari pasangan pribumi Kartrodono dan Minah</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Menurut H.J. de Graaf, Cephas adalah
keturunan biologis dari Frederik Bernard Franciscus Schalk, warga
Belanda yang tinggal di Yogyakarta pada pertengahan abad ke-19. (De
Graaf 1981:47)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">27 Desember 1860 Usia 15 tahun, dibabtis
di gereaja Bagelen- Purworejo dan melengkapi nama belakang keluarga
menjadi Cephas; dari bahasa Aramic. Pada masa ini, ia mengabdi sebagai
pembantu rumah tangga untuk Christina Petronella Steven (Mrs.
Phillips-Steven) di Bagelen.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1860-an Kembali ke Yogyakarta</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">22 Januari 1886 Menikahi seorang wanita pemeleuk Kristen-Protestan pribumi, bernama Dina Rakijah di gereja Yogyakarta</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1861-1871 Belajar fotografi dari Simon
Willem Camerik, pelukis dan fotografer untuk sultan HB VI, Yogyakarta
(Locomotief 13:29-8-1864)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1860-an Belajar fotografi pada Isidore van
Kinsbergen, yang bekerja untuk mendokumentasikan barang antik
penginggalan Hindu-Jawa antara tahun 1863 hingga 1875. (De Graaf,
1981:49)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1869 Berkenalan dengan Isaac Groenaman, seorang dokter. Groenaman diangkat menjadi dokter pribadi sultan tahun 1885.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1885 Bergabung di Vereeneging voor
Oudheid-, Land-, Taal- en Volkenkunde te Jogjakarta. (Persatuan untuk
Arkeologi, Geografi, Bahasa dan Etnograpfi Yogyakarta) yang didirikan
oleh Isaac Groenaman.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">28 Juni 1866 Lahir anak perempuan pertama
Naomi. Pada November 1882, menikah pada Christiaan Beem. Tahun 1868,
Lahir anak laki-laki kedua, Jacob dan meninggal pada tahun yang sama.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">15 Maret 1870 Lahir anak laki-laki
ke-tiga, Sem. Pada tahun berikutnya, mengikuti jejak ayahnya menjadi
pelukis dan fotografer istana.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">30 Januari 1881 Farez, lahir. Tahun selanjutnya, 4 Juli 1881 Josef, lahir.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1877 Mendirikan studio foto di Lodtji
Kecil Wetan (sekarang jalan Mayor Suryotomo) disamping kali Code.
Teknik fotografi yang digunakan adalah cetak carbon (carbon print) yang
disebut pula Chromo Photographs. Diantaranya menerima foto portrait,
jalan dan monumen, bangunan tua.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1884 Melalui artikel yang ditulis Isaac
Groeneman di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, atau
perhimpunan seni dan ilmu pengetahuan Batavia, memuat karya Kassian
Cephas foto bangunan Taman Sari, sebagai fotografer bangsa pribumi
(Jawa)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1871 Diangkat menjadi pelukis dan fotografer untuk sultan VI, Yogyakarta</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1884 Masuk ke dalam team pemotretan istana
air taman sari, untuk royal Batavian society of art and science.
(karya pemotretan yg pertama)</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1885 Isaac Groeneman membuat draft untuk
buku berjudul In den Kedaton dan De garebeg’s te Ngajogyakarta,
masing-masing memuat photograpm karya Cephas ke KITLV (Institut
Kerajaan untuk Linguistik dan antropologi, yang kini berada di Leiden)
di Hague Belanda.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1886 Membeli kamera paling canggih saat
itu, “Photographie Instantee”. Tipe kamera seperti ini bisa merekam
hingga kecepan 1/400 detik.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1888 Karya pertama yg dapat dilihat oleh
publik, buku “ In den Kedaton te Jogjakarta “ oleh issac groneman. Buku
itu berisi 16 karya collotype print yang memperlihatkan karya tari
klasik Hindu-Jawa yang ditarikan oleh bangsawan keraton di kesultanan
Yogyakarta, pada saat pemerintahan Sultan HB VII. Tahun ini pula,
Cephas mengajukan prosedur naturlisasi derajat sosialnya, disejajarkan
dengan bangsa eropa, yang disebut gelijkteld met Europeanen, untuk
Cephas sendiri, Sem dan Fares anaknya.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1890 Groeneman mempublikasikan tulisan dan
gambar littograph yang berasal dari foto Cephas, tentang tarian
Hindu-Jawa. Tarian ini dilaksanakan pada saat perayaan penobatan Patih,
Kanjeng Raden Adipati Danureja V, bulan Agustus 1888.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1889 Perayaan upacara sunatan pangeran
Gusti Raden Mas Akhadiyat atau Hamengkunegara I. Cephas mengambil
beberapa gambar tarian Hindu-Jawa, namun karyanya tidak pernah
dipublikasikan pada saat itu.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1889-1890 Masa-masa paling sibuk bagi
Cephas. Dalam rangkaian pengambilan gambar untuk Perhimpunan Arkeologo
Yogyakarya, dalam rangka sebagai bahan studi dan pelestarian.
Diantaranya monumen, candi Loro Jonggrang, di komplek candi Prambanan.
1890, pemerintah Hindia-Belanda, menyediakan dana sebesar f. 3.000
untuk proyek dokumentasi ini. Kassian Cephas melakukan pemotretan dari
tahun 1889 hingga 1890, sedangkan anaknya, Sem Cephas menggambar letak
ruang komplek candi. 1891, Isaac Groenaman, mengirimkan karya Cephas ke
KITLV di Hague, untuk bahan publikasi, kemudian terbit tahun 1893,
terdiri dari 62 Callotype.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1890-1891 Cephas memotret bagian dasar
candi Borobudur hingga mendapatkan 164 foto, terdiri dari 160 relief
dan 4 foto yang memperlihatkan keseluruhan struktur bangunan. Untuk
proyek ini, Cephas memperhitungkan, akan membutuhkan 300 foto untuk
memotret keselurhan candi. Karena menggunakan teknik rekam dry plate
gelatin, maka dibutuhkan waktu setengah jam untuk setiap kali
pemotretan, hingga total keselurhan waktu yang dibutuhkan adalah 150
jam, atau 30 hari pengerjaan, untuk setiap lima jam setiap harinya.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1899 Proyek terakhir bersama Groeneman,
mendokumentasikan pada penampilan panggung tari klasik, yang
membutuhkan waktu empat hari di keraton. Sendra tari ini berdasarkan
karya Gusti Pangeran Harya Surya Mataram, kakak dari HB VII. Lebih dari
150 orang terlibat dan persiapannya membutuhkan waktu setengah tahun,
dan menghabsikan biaya f.30,000. Pada saat pementasan, dihadiri lebih
dari 36.000 penonton. Peliputan lengkap ini, meliputi sembilan buku
dengan teknik proses blok print karya fotografi Cephas, dipublikasikan
di Semarang. Tahun 1902, buku ini dipesembahkan sebagai hadiah
perkawinan ratu Welhelmina dan pangeran Frederik.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">Pada tahun yang sama, mendapatkan anugerah
“Orange-Nassau” bersama Isaac Groneman atas hasil karyanya melakukan
pemotretan budaya dan antropologi Jawa.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1902 Membuat beberapa foto dokumentasi untuk upacara Wayang Beber, di kampung Gelaran Gunung Kidul.</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">1903 Cephas pensiun dan menjadi abdi dalem
di keraton sebagai mediasi untuk pengiriman pesan surat. Aktifitas
memotret dilanjutkan oleh Sem</span></div>
<div style="color: #9fc5e8; font-style: italic;">
<span style="font-size: 85%;">16 Nopember 1911 Istri Kassian Cephas,
Dina meninggal dunia dan karena sakit berkepanjangan, tanggal 16
November 1912 (usia 67) Kassian Cephas tutup usia. Tahun 1918, Sem
Cephas meninggal dunia karena terjatuh dari kuda.</span></div>
</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
</div>
</li>
</ul>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-7135084831135578692013-02-19T02:14:00.001-08:002013-02-19T02:14:21.806-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h4 style="text-align: left;">
<span style="background-color: magenta;"><i>seni seni indonesia moderen</i></span></h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqet9iMCATBDQUl5MLVDApI2GZDQrvddrj6Xok7iXIihF34X2EAGop2iXKpsTVlNpg2_N3FV57vytMfXdc2Rj5BmWtxGrbKmp2Jg2QkcUFS8EYiTWbDxXwMvNOraZw5Fq5jeAKNzoLaXw/s1600/lukisan-tradisi-kamasan1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqet9iMCATBDQUl5MLVDApI2GZDQrvddrj6Xok7iXIihF34X2EAGop2iXKpsTVlNpg2_N3FV57vytMfXdc2Rj5BmWtxGrbKmp2Jg2QkcUFS8EYiTWbDxXwMvNOraZw5Fq5jeAKNzoLaXw/s320/lukisan-tradisi-kamasan1.jpg" width="320" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD0twIHB7-bM5n32TneCC9GXR9s0r4a4_TuX-RykO-0nw2uD2UvNOrCwxQd1aFEAl8zPPkM4fIn1_hrSYJoF_tIZe2f_l5HK1mo6KdjIYHbMx7_UUbQwMxwOlr9YDBuOCtPe1AeBiH5Po/s1600/2.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD0twIHB7-bM5n32TneCC9GXR9s0r4a4_TuX-RykO-0nw2uD2UvNOrCwxQd1aFEAl8zPPkM4fIn1_hrSYJoF_tIZe2f_l5HK1mo6KdjIYHbMx7_UUbQwMxwOlr9YDBuOCtPe1AeBiH5Po/s1600/2.gif" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidOM6-fIs-PTDh4Y4gNm-QSxDFScyYd8MAAXSJHkKFHPH6zXjncU1innHrt9rWEkjeecXqdxG5s3xMuEjwpBH6n33omv396qVSW-QanqhrZofy51T17ckOgpZ1otVaNhn_GvSCLuvHsEo/s1600/images+3.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidOM6-fIs-PTDh4Y4gNm-QSxDFScyYd8MAAXSJHkKFHPH6zXjncU1innHrt9rWEkjeecXqdxG5s3xMuEjwpBH6n33omv396qVSW-QanqhrZofy51T17ckOgpZ1otVaNhn_GvSCLuvHsEo/s1600/images+3.jpeg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil5K_hbZSjXTfIWNoVl29S9oFN2h4m5kMfr-8zh7vuHLxEq2NEA8lJ-HG3A4kd8En3ZspTlKJTO3iQOetA82McS_hLqocp5wExkJXPJDzckKrV9UvusdPnjkmZCRLOaJ1grtPRLGXxvyE/s1600/4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil5K_hbZSjXTfIWNoVl29S9oFN2h4m5kMfr-8zh7vuHLxEq2NEA8lJ-HG3A4kd8En3ZspTlKJTO3iQOetA82McS_hLqocp5wExkJXPJDzckKrV9UvusdPnjkmZCRLOaJ1grtPRLGXxvyE/s320/4.jpg" width="286" /></a></div>
<br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Perjalanan Satu Abad Kesenian Indonesia Modern
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="submitted" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 180%;"><a href="http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2000/01/10/ARS/mbm.20000110.ARS118885.id.html#"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #ff6600; font-weight: bold;">Perjalanan Satu Abad Kesenian Indonesia Modern </span></span></a></span></div>
</li>
<li><br /></li>
<li><div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="upperdeck" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b>1841</b></span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: medium;">Kamera fotografi masuk Batavia,
dibawa oleh perwira Belanda atas perintah Kementerian Urusan Negara
Jajahan di Belanda. Pemotretan yang dilakukan di Jawa Tengah gagal
menghasilkan gambar.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b>1844</b></span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="color: #ff6600; font-size: medium; font-weight: bold;">Adolph Schaefer</span><span style="font-size: medium;">
menjadi orang pertama yang berhasil membuat gambar foto di Hindia
Belanda. Ia mendapat tugas dari pemerintah kolonial di Hindia Belanda
untuk untuk membuat foto-foto koleksi Batavia Society of Arts and
Sciences. Setahun kemudian, ia memotret Candi Borobudur.</span></li>
<li><span style="font-size: medium;"> </span></li>
<li style="color: #6fa8dc; font-style: italic;"><span style="font-size: 85%;">News : <span class="infoline">A collection of the <a href="http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/instellingen/prentenkabinet_leiden">Prentenkabinet Leiden</a></span> Pioneer photography from the Dutch Indies<span style="font-weight: bold;"> </span><a href="http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/collecties/pioniersfotografie_uit_nederlands-indie/adolf_schaefer">Adolf Schaefer</a> (Clik)</span> <span style="font-size: 85%;"><img align="left" alt="Borobudur gallery, Schaefer, 1844" border="0" hspace="5" src="http://www.geheugenvannederland.nl/hgvn/webroot/files/Image/collections/PKL01_schaefer.jpg" style="height: 150px; width: 121px;" />The
German daguerreotypist Adolph Schaefer had a photo studio in The
Hague. The Ministry of Colonies commissioned him to photograph the
Borobudur and other art treasures on Java in 1844. This was the first
time that the medium of photography was used to support Dutch
archaeological research. In that time, it was still customary to have
professional artists copy down the temple reliefs and other
archaeological findings on paper.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 85%;">Schaefer was forced to work under
primitive circumstances. There was for instance no useful space for him
to prepare his plates or develop the photographs, which was difficult
anyway in the hot, humid climate. On top of this, the Borobudur
galleries were too narrow to get the required distance from the
reliefs.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 85%;">Schaefer was unable to frame a
complete relief on a single plate. He finally delivered fifty-eight
photographs of the Borobudur. But archaeologist Van den Ham wasn't
convinced of the usefulness of the daguerreotypes for scientific
research. Due to his negative advice to the government and Schaefer's
high financial demands, the project wasn't continued.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 85%;">These daguerreotypes by Schaefer are the first photographs of the archaeological treasures on Java.</span><br />
<span style="font-size: 85%;">From: H.J. Moeshart, Adolph Schaefer
and Borobudur, in Toward Independence, A Century of Indonesia
Photographed, San Francisco 1991, pp. 20-28</span><br />
<span style="font-size: 85%;">H.J. Moeshart, Adolph Schaefer, A
History of Dutch photography in monographs en themed articles,
Antwerpen (Voetnoot) 1984-present (in episodes)</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: medium;"><b>1857</b></span></div>
<span style="font-size: medium; font-weight: bold;"><span style="color: #ff6600;">Albert Woodbury dan James Page</span> </span><span style="font-size: medium;">mendirikan
studio foto Woodbury and Pages di Batavia, yang menjadi studio foto
paling sukses dan bertahan hingga awal abad ke-20.</span></li>
<li style="color: #3366ff; font-style: italic;"><span class="shadow"><a class="centerpicture" href="http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/items/PKL01:91-49"> <img alt="" src="http://resolver.kb.nl/resolve?urn=urn:gvn:PKL01:91-49&role=thumbnail" /></a></span><span style="color: #6fa8dc; font-size: 85%;"> </span></li>
<li style="color: #3366ff; font-style: italic;"><span style="color: #6fa8dc; font-size: 85%;">News: </span><span style="color: #6fa8dc; font-family: Times New Roman; font-size: 85%;">Sebetulnya
Indonesia atau Hindia Belanda saat itu adalah termasuk negara yang
paling awal menerima kehadiran teknologi fotografi. Teknologi ini dibawa
oleh Juliaan Munnich pada tahun 1841, hanya berselang dua tahun sejak
ditemukannya teknologi fotografi oleh Louis Daguerre pada tahun 1839.<br /><br />Walaupun
fotografi sudah masuk sejak tahun 1841, perkembangan secara pesat baru
terjadi pada tahun 1857, yaitu saat dua bangsa Inggris Walter Bentley
Woodbury dan James Page tiba di Batavia dan mulai membuka studio
fotografi pada tanggal 5 Juni 1857. Tanggal 8 Desember 1858, mereka
mulai mengiklankan usahanya di harian Java Bode dan menawarkan jasa
pemotretan bagi umum. Walter Woodbury dan James Page bekerja sama hingga
akhir tahun 1860, pada bulan Desember 1860 James Page pulang ke tanah
airnya, sementara Walter tetap menekuni bisnisnya di bidang fotografi
komersial bersama dengan saudaranya Henry James.<br /><br />Tanggal 18
Maret 1861, Walter Woodbury membuka studio foto atas namanya di Batavia
dengan nama Photographisch Atelier van Walter Woodbury atau lebih
dikenal dengan nama Atelier Woodbury yang berlokasi di sebelah Hotel
der Nederlander atau sebelah Bina Graha sekarang. Usaha ini
mendatangkan kemakmuran bagi Woodbury bersaudara, dikabarkan bahwa
penghasilan mereka dari setiap foto yang dibuat adalah 20 hingga 120
rupiah. Sebagai gambaran, harga beras saat itu adalah 5 rupiah per
picol (picol = 62 kilogram). Selain jasa potret, Walter juga menjual
album fotografi yang berjudul Gezigten van Batavia atau View of Batavia
yang merupakan foto topografis pertama yang dijual secara umum,
diiklankan pada harian Java Bode tanggal 31 Agustus 1861.<br /><br />Studio
ini semakin berkembang dan menjadi pusat fotografi terpenting di
Batavia . Usahanya bukan saja menjual foto tetapi termasuk album lanskap
Pulau Jawa, stereotype photo, kamera, lensa, photographic chemical dan
semua hal yang berbau fotografi. Iklan studio ini selalu muncul di
koran lokal, setidaknya seminggu sekali. Walter Woodbury meninggalkan
Jawa dan kembali ke Inggris pada bulan Januari 1863, dan usahanya
diteruskan oleh adiknya Henry James Woodbury bersama dengan James Page
yang kembali ke P. Jawa. Tanggal 1 Januari 1863 nama studionya berubah
menjadi Woodbury & Page Atelier dan mereka bekerja sama hingga tahun
1864. Pada bulan Agustus 1864, Studio ini dijual kepada bangsa Jerman
bernama Carl Kruger. James Page sendiri kembali ke Inggris pada tahun
1864 dan Henry James Woodbury menyusulnya pada tahun 1866.<br /><br />Pada
tanggal 1 Maret 1870, studio Woodbury & Page dibeli lagi oleh
saudara ketiga Woodbury yaitu Albert Woodbury (1840-1900). Dan ditangan
Albert inilah studio ini berkembang pesat dan mencapai puncak
keemasannya. Firma ini bukan saja melayani jasa fotografi di Batavia
saja tetapi juga seluruh pelosok Hindia Belanda. Apalagi saat itu
Hindia Belanda dibanjiri para pengunjung dari Eropa, akibat dibukanya
terusan Suez pada tahun 1869, sehingga Studio Woodbury & Page
kebanjiran order. Dan puncak pencapaian Woodbury & Page adalah pada
tahun 1879 yaitu mendapatkan penghargaan berupa gelar kebangsawanan
dari Raja Belanda Willem III.<br /><br />Studio Woodbury & Page
mengalami kelesuan bisnis sejak tahun 1890, hal ini dikarenakan
banyaknya pesaing-pesaing baru yang muncul dengan teknologi kamera
terbaru. Selain itu kamera juga mulai dijual massal, sehingga jasa
pemotretan berkurang drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Akhirnya firma ini bangkrut dan bubar pada tahun 1908.</span></li>
</ul>
<h4 style="text-align: left;">
<br /></h4>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-55023336087068487782013-02-18T00:51:00.002-08:002013-02-18T00:51:34.103-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><h3 style="text-align: left;">
<span class="editsection">[sunting]</span> <span class="mw-headline" id="Awal_tahun_1900-an"><b>Awal tahun 1900-an</b></span></h3>
<br />
<br />
Walaupun seni pahat dan arsitektur modern diperkirakan mulai
berkembang di akhir abad ke-19, hasil-hasil karya seni melukis modern
dapat ditemukan jauh lebih awal. Pada umumnya dapat dikatakan tahun 1863
sebagai awal kelahiran seni modern, karna pada tahun tersebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%C3%89douard_Manet&action=edit&redlink=1" title="Édouard Manet (halaman belum tersedia)">Édouard Manet</a> menggelar pameran yang menampilkan lukisannya <i>"Le déjeuner sur l'herbe"</i> di <i>"Salon des Refusés"</i> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paris" title="Paris">Paris</a>. Menurut sejarahwan seni dan budaya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H._Harvard_Arnason&action=edit&redlink=1" title="H. Harvard Arnason (halaman belum tersedia)">H. Harvard Arnason</a>, tahun-tahun seperti tahun 1855 (tahun dimana <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gustave_Courbet&action=edit&redlink=1" title="Gustave Courbet (halaman belum tersedia)">Gustave Courbet</a> menggelar pameran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27The_Artist%27s_studio%27%27&action=edit&redlink=1" title="''The Artist's studio'' (halaman belum tersedia)">''The Artist's studio''</a>) dan 1784 (tahun dimana <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27Jacques-Louis_David%27&action=edit&redlink=1" title="'Jacques-Louis David' (halaman belum tersedia)">'Jacques-Louis David'</a> menyelesaikan lukisannya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%27%27The_Oath_of_the_Horatii%27%27&action=edit&redlink=1" title="''The Oath of the Horatii'' (halaman belum tersedia)">''The Oath of the Horatii''</a>),adalah
"momen-momen penting dalam sejarah perkembangan seni modern, walaupun
tidak dapat di kategorikan sebagai tanda awal dimulainya era seni modern
secara utuh.....metamorfosis yang bertahap berlangsung dalam waktu
seratus tahun." <sup class="reference" id="cite_ref-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-3">[3]</a></sup><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Impression-Sunrise&action=edit&redlink=1" title="Impression-Sunrise (halaman belum tersedia)">Impression-Sunrise</a> (1867) adalah Lukisan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Claude_Monet" title="Claude Monet">Claude Monet</a>
yang di anggap sebagai tanda dari dimulainya aliran seni impresionisme
dan modernisme. Dalam kurun waktu dua dekade, para pelukis di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prancis" title="Prancis">Prancis</a> dan seniman-seniman lainnya mempelajari arah pergerakan cahaya saat menciptakan suatu <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Landscape&action=edit&redlink=1" title="Landscape (halaman belum tersedia)">landscape</a></i> atau lukisan lainnya. Dalam lukisan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paul_C%C3%A9zanne" title="Paul Cézanne">Paul Cézanne</a> yang berjudul<i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=A_Modern_Olympia&action=edit&redlink=1" title="A Modern Olympia (halaman belum tersedia)">A Modern Olympia</a></i> (1873-1874), beberapa peneliti melihat adanya contoh lain akan bagaimana seni modern menelantarkan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Realisme&action=edit&redlink=1" title="Realisme (halaman belum tersedia)">Realisme</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naturalisme" title="Naturalisme">Naturalisme</a>
dengan melalui batas-batas garis antara bentuk objek. Lukisan ini
menggambarkan seorang wanita telanjang sedang berbaring di atas kumpulan
awan dalam komposisi warna yang sederhana. <sup class="reference" id="cite_ref-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-4">[4]</a></sup><br />
<h3>
<span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni_modern&action=edit&section=3" title="Sunting bagian: Awal abad ke-20">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Awal_abad_ke-20"><b>Awal abad ke-20</b></span></h3>
Di awal tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1900" title="1900">1900</a>-an, para seniman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kubisme" title="Kubisme">kubisme</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surealisme" title="Surealisme">surealisme</a>, termasuk <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Picasso" title="Picasso">Picasso</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Braque&action=edit&redlink=1" title="Braque (halaman belum tersedia)">Braque</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dali&action=edit&redlink=1" title="Dali (halaman belum tersedia)">Dali</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Miro&action=edit&redlink=1" title="Miro (halaman belum tersedia)">Miro</a>,
melanjutkan perkembangan seni modern ke arah seni abstrak. Contohnya,
di tahun 1907, Pablo Picasso sang penemu aliran seni kubisme,
memperagakan bagaimana geometri dapat mengekspresikan kedalaman berbagai
ragam bentuk seperti sosok tubuh perempuan dan bentuk lipatan gorden
lewat lukisannya <i>"The Dance of the Veils"</i> (Telanjang di dalam lipatan-lipatan gorden). Pada tahun 1919, saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Georgia_O%27Keeffe" title="Georgia O'Keeffe">Georgia O'Keeffe</a> melukis <i>"Blue and Green Music"</i>, karya seni di America mulai dipengaruhi oleh aliran seni kubisme dan surealisme. di dalam lukisan <i>Blue-Green</i> ini, O'Keeffe menggunakan corak <i>curvilinear</i>(garis
lengkung) yaitu corak dari kubisme yang melukiskan ekspresi pergerakan
yang emosional dengan menggunakan warna warni perpaduan biru dan hijau.
Selain itu, lukisan ini juga menunjukkan garis-garis tegas yang
digunakan di dalam seni modern bila diperlukan untuk mengekspresikan
konsep dengan visi artistik <sup class="reference" id="cite_ref-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-5">[5]</a></sup>.<br />
Seni modern dimulai dari warisan pelukis-pelukis seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vincent_van_Gogh" title="Vincent van Gogh">Vincent van Gogh</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paul_C%C3%A9zanne" title="Paul Cézanne">Paul Cézanne</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paul_Gauguin" title="Paul Gauguin">Paul Gauguin</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georges_Seurat&action=edit&redlink=1" title="Georges Seurat (halaman belum tersedia)">Georges Seurat</a> and <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Henri_de_Toulouse_Lautrec&action=edit&redlink=1" title="Henri de Toulouse Lautrec (halaman belum tersedia)">Henri de Toulouse Lautrec</a> yang dipandang sebagai para perintis perkembangan seni modern. Pada permulaan abad ke-20, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henri_Matisse" title="Henri Matisse">Henri Matisse</a> dan beberapa seniman muda lainnya termasuk pra-kubisme <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georges_Braque&action=edit&redlink=1" title="Georges Braque (halaman belum tersedia)">Georges Braque</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Andr%C3%A9_Derain&action=edit&redlink=1" title="André Derain (halaman belum tersedia)">André Derain</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raoul_Dufy&action=edit&redlink=1" title="Raoul Dufy (halaman belum tersedia)">Raoul Dufy</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maurice_de_Vlaminck&action=edit&redlink=1" title="Maurice de Vlaminck (halaman belum tersedia)">Maurice de Vlaminck</a> merevolusi dunia seni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paris" title="Paris">Paris</a>
dengan lukisan-lukisan yang "liar", baragam warna, panorama-panorama
yang ekspresif dan lukisan-lukisan sosok manusia yang disebut oleh para
kritikus beraliran <i>Fauvism</i>. Dua versi lukisan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henri_Matisse" title="Henri Matisse">Henri Matisse</a> <i>"The Dance"</i> merupakan titik kunci yang signifikan dalam karirnya dan dalam perkembangan seni modern. Karya tersebut mencerminkan kekaguman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henri_Matisse" title="Henri Matisse">Henri Matisse</a>
akan seni primitif: pemakaian warna hangat yang kuat pada objek-objek
diatas warna latar belakang yang adem biru kehijauan serta rangkaian
gerakan yang ritmik dari sosok-sosok telanjang yang sedang menari
menghasilkan cita rasa pembebasan dan hedonisme yang emosional <sup class="reference" id="cite_ref-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-6">[6]</a></sup><br />
<br />
<h3>
<span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni_modern&action=edit&section=4" title="Sunting bagian: Pertengahan dan menuju akhir abad ke-20">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Pertengahan_dan_menuju_akhir_abad_ke-20"><b>Pertengahan dan menuju akhir abad ke-20</b></span></h3>
Seniman-seniman seperti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jackson_Pollock" title="Jackson Pollock">Jackson Pollock</a> menggunakan teknik melukis dengan mencurahkan gaya emosional baru melalui aliran seni <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekspresionisme_Abstrak&action=edit&redlink=1" title="Ekspresionisme Abstrak (halaman belum tersedia)">Ekspresionisme Abstrak</a>. Dalam hasil karyanya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=In_One:_Number_31,_1950&action=edit&redlink=1" title="In One: Number 31, 1950 (halaman belum tersedia)">In One: Number 31, 1950</a>,
Pollock menggunakan teknik memercikan cat dengan menggunakan akrilik
untuk menciptakan komposisi abstrak warna putih, hitam dan abu-abu yang
tajam pada kanvas berwarna coklat. Pada saat memasuki tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1960" title="1960">1960</a>-an, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andy_Warhol" title="Andy Warhol">Andy Warhol</a>
menggabungkan kebudayaan yang serba plastik dengan dunia periklanan.
Dia terkenal menggunakan selebritas dan artikel-artikel iklan seperti
kaleng sup <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Campbell" title="Campbell">Campbell</a> untuk menciptakan seni yang merepresentasikan masa-masanya. <sup class="reference" id="cite_ref-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-7">[7]</a></sup><br />
Mendekati akhir tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970" title="1970">1970</a>-an,
pada saat para kritikus mulai berbicara mengenai " akhir dari masa
melukis" (judul dari tulisan yang provokatif oleh Douglas Crimp tahun
1981), media seni baru telah menjadi kategori seni itu sendiri, dengan
bertambahnya seniman-seniman yang melakukan eksperimentasi menggunakan
teknologi seperti seni video. Melukis kembali menjadi sesuatu yang baru
dan penting di era <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1980" title="1980">1980</a>-an dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a>-an, sebagai bukti dari bangkitnya aliran seni <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neo-ekspresionisme&action=edit&redlink=1" title="Neo-ekspresionisme (halaman belum tersedia)">neo-ekspresionisme</a>
dan seni melukis kiasan. Menjelang akhir abad ke-20, beberapa seniman
dan arkitktur mulai mempertanyakan apa arti kata "modern" dan
menciptakan konsep baru yaitu hasil karya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Postmodern&action=edit&redlink=1" title="Postmodern (halaman belum tersedia)">Postmodern</a> <sup class="reference" id="cite_ref-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_modern#cite_note-8">[8]</a></sup><br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1415837201815436007.post-82070837876516311802013-02-17T00:38:00.003-08:002013-02-17T00:38:48.409-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho0V7esICw5dGIxWZO1HfrGbC0Hu6NkwRs0GmbXa_spHgE3TdshPPoFPyuqMkIPLoPwG5yJzmtHscoFcAjg9f_0jnjnAJ3k2oF6Vf2O-H7k0eQCpmyY17rCA-xTPlvlVLDUq34DiDczu8/s1600/indo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho0V7esICw5dGIxWZO1HfrGbC0Hu6NkwRs0GmbXa_spHgE3TdshPPoFPyuqMkIPLoPwG5yJzmtHscoFcAjg9f_0jnjnAJ3k2oF6Vf2O-H7k0eQCpmyY17rCA-xTPlvlVLDUq34DiDczu8/s320/indo.jpg" width="320" /></a></div>
karya indonesia mari budayakan indonesia<div>
<br /><br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10942579516449942328noreply@blogger.com0