Diberdayakan oleh Blogger.

musik

musik

musik

Free Music Sites
Free Music Online

free music at divine-music.info

musik2

Free Music Sites Free Music Online free music at divine-music.info

jam

RSS

seni seni indonesia moderen




Perjalanan Satu Abad Kesenian Indonesia Modern


  • 1841
    • Kamera fotografi masuk Batavia, dibawa oleh perwira Belanda atas perintah Kementerian Urusan Negara Jajahan di Belanda. Pemotretan yang dilakukan di Jawa Tengah gagal menghasilkan gambar.
    1844
    • Adolph Schaefer menjadi orang pertama yang berhasil membuat gambar foto di Hindia Belanda. Ia mendapat tugas dari pemerintah kolonial di Hindia Belanda untuk untuk membuat foto-foto koleksi Batavia Society of Arts and Sciences. Setahun kemudian, ia memotret Candi Borobudur.
    •  
    • News : A collection of the Prentenkabinet Leiden Pioneer photography from the Dutch Indies Adolf Schaefer (Clik) Borobudur gallery, Schaefer, 1844The German daguerreotypist Adolph Schaefer had a photo studio in The Hague. The Ministry of Colonies commissioned him to photograph the Borobudur and other art treasures on Java in 1844. This was the first time that the medium of photography was used to support Dutch archaeological research. In that time, it was still customary to have professional artists copy down the temple reliefs and other archaeological findings on paper.

      Schaefer was forced to work under primitive circumstances. There was for instance no useful space for him to prepare his plates or develop the photographs, which was difficult anyway in the hot, humid climate. On top of this, the Borobudur galleries were too narrow to get the required distance from the reliefs.

      Schaefer was unable to frame a complete relief on a single plate. He finally delivered fifty-eight photographs of the Borobudur. But archaeologist Van den Ham wasn't convinced of the usefulness of the daguerreotypes for scientific research. Due to his negative advice to the government and Schaefer's high financial demands, the project wasn't continued.

      These daguerreotypes by Schaefer are the first photographs of the archaeological treasures on Java.
      From: H.J. Moeshart, Adolph Schaefer and Borobudur, in Toward Independence, A Century of Indonesia Photographed, San Francisco 1991, pp. 20-28
      H.J. Moeshart, Adolph Schaefer, A History of Dutch photography in monographs en themed articles, Antwerpen (Voetnoot) 1984-present (in episodes)

    1857
    Albert Woodbury dan James Page mendirikan studio foto Woodbury and Pages di Batavia, yang menjadi studio foto paling sukses dan bertahan hingga awal abad ke-20.
  •  
  • News: Sebetulnya Indonesia atau Hindia Belanda saat itu adalah termasuk negara yang paling awal menerima kehadiran teknologi fotografi. Teknologi ini dibawa oleh Juliaan Munnich pada tahun 1841, hanya berselang dua tahun sejak ditemukannya teknologi fotografi oleh Louis Daguerre pada tahun 1839.

    Walaupun fotografi sudah masuk sejak tahun 1841, perkembangan secara pesat baru terjadi pada tahun 1857, yaitu saat dua bangsa Inggris Walter Bentley Woodbury dan James Page tiba di Batavia dan mulai membuka studio fotografi pada tanggal 5 Juni 1857. Tanggal 8 Desember 1858, mereka mulai mengiklankan usahanya di harian Java Bode dan menawarkan jasa pemotretan bagi umum. Walter Woodbury dan James Page bekerja sama hingga akhir tahun 1860, pada bulan Desember 1860 James Page pulang ke tanah airnya, sementara Walter tetap menekuni bisnisnya di bidang fotografi komersial bersama dengan saudaranya Henry James.

    Tanggal 18 Maret 1861, Walter Woodbury membuka studio foto atas namanya di Batavia dengan nama Photographisch Atelier van Walter Woodbury atau lebih dikenal dengan nama Atelier Woodbury yang berlokasi di sebelah Hotel der Nederlander atau sebelah Bina Graha sekarang. Usaha ini mendatangkan kemakmuran bagi Woodbury bersaudara, dikabarkan bahwa penghasilan mereka dari setiap foto yang dibuat adalah 20 hingga 120 rupiah. Sebagai gambaran, harga beras saat itu adalah 5 rupiah per picol (picol = 62 kilogram). Selain jasa potret, Walter juga menjual album fotografi yang berjudul Gezigten van Batavia atau View of Batavia yang merupakan foto topografis pertama yang dijual secara umum, diiklankan pada harian Java Bode tanggal 31 Agustus 1861.

    Studio ini semakin berkembang dan menjadi pusat fotografi terpenting di Batavia . Usahanya bukan saja menjual foto tetapi termasuk album lanskap Pulau Jawa, stereotype photo, kamera, lensa, photographic chemical dan semua hal yang berbau fotografi. Iklan studio ini selalu muncul di koran lokal, setidaknya seminggu sekali. Walter Woodbury meninggalkan Jawa dan kembali ke Inggris pada bulan Januari 1863, dan usahanya diteruskan oleh adiknya Henry James Woodbury bersama dengan James Page yang kembali ke P. Jawa. Tanggal 1 Januari 1863 nama studionya berubah menjadi Woodbury & Page Atelier dan mereka bekerja sama hingga tahun 1864. Pada bulan Agustus 1864, Studio ini dijual kepada bangsa Jerman bernama Carl Kruger. James Page sendiri kembali ke Inggris pada tahun 1864 dan Henry James Woodbury menyusulnya pada tahun 1866.

    Pada tanggal 1 Maret 1870, studio Woodbury & Page dibeli lagi oleh saudara ketiga Woodbury yaitu Albert Woodbury (1840-1900). Dan ditangan Albert inilah studio ini berkembang pesat dan mencapai puncak keemasannya. Firma ini bukan saja melayani jasa fotografi di Batavia saja tetapi juga seluruh pelosok Hindia Belanda. Apalagi saat itu Hindia Belanda dibanjiri para pengunjung dari Eropa, akibat dibukanya terusan Suez pada tahun 1869, sehingga Studio Woodbury & Page kebanjiran order. Dan puncak pencapaian Woodbury & Page adalah pada tahun 1879 yaitu mendapatkan penghargaan berupa gelar kebangsawanan dari Raja Belanda Willem III.

    Studio Woodbury & Page mengalami kelesuan bisnis sejak tahun 1890, hal ini dikarenakan banyaknya pesaing-pesaing baru yang muncul dengan teknologi kamera terbaru. Selain itu kamera juga mulai dijual massal, sehingga jasa pemotretan berkurang drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya firma ini bangkrut dan bubar pada tahun 1908.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar